Semua
bermula dari tangis getir yang memecah sunyi....
Dari sudut ruangan menetes air-air suci simbol kebahagiaan..
Sayup-sayup terdengar lantunan suara adzan nan syahdu.....
Dari sudut ruangan menetes air-air suci simbol kebahagiaan..
Sayup-sayup terdengar lantunan suara adzan nan syahdu.....
Tapi
aku tetap menangis...
Menumpahkan seluruh gejolak dalam hatiku....
Desir angin membelai lembut mencoba untuk menenangkanku....
Menumpahkan seluruh gejolak dalam hatiku....
Desir angin membelai lembut mencoba untuk menenangkanku....
Namun...
Dunia tertawa sinis menatapku...
Seolah berucap kata “Persiapkanlah dirimu!!!”
Dunia tertawa sinis menatapku...
Seolah berucap kata “Persiapkanlah dirimu!!!”
Aku
ingin menghentikan waktu...
Namun apa daya....
Aku hanya bak si pungguk yang merindukan bulan....
Namun apa daya....
Aku hanya bak si pungguk yang merindukan bulan....
Belaian
lembut tangan halus nan suci itu....
Meyakinkanku untuk terus bertahan....
“Dunia adalah seni kehidupan nak!” ucapnya kepada ku....
Pahit namun manis....
Meyakinkanku untuk terus bertahan....
“Dunia adalah seni kehidupan nak!” ucapnya kepada ku....
Pahit namun manis....
Perlahan
kulangkahkan kaki-kaki gontaiku...
Menapaki setiap jalan demi jalan....
Dan...
Keajaibanpun terjadi...
Aku yang semula terseok-seok..
Kini mampu berjalan tegak..
Semua karena Engkau... Ilahi Rabbi...
Menapaki setiap jalan demi jalan....
Dan...
Keajaibanpun terjadi...
Aku yang semula terseok-seok..
Kini mampu berjalan tegak..
Semua karena Engkau... Ilahi Rabbi...
Dan
kini aku terus berjalan...
Dan berjalan....
Menjemput angan...
Yang kelak pasti akan ku genggam...
Dan berjalan....
Menjemput angan...
Yang kelak pasti akan ku genggam...
Penulis
: Rafika Maulidiyah Astriningtias