Minggu, 19 Juni 2016

Gadget Autism ?? Oh tidak!!!!!!!

Gadget Autism
Menyebarnya virus anti sosial atau lebih di kenal di kalangan masyarakat adalah penyakit Gadget Autisme. Mendengar kata autisme yang terbayang di setiap benak seseorang  adalah suatu penyakit bawaan sejak lahir yang biasanya menyebabkan penderitanya mengalami kecacatan mental berupa keterlambatan perkembangan mental, seseorang yang menderita autis,  biasanya dicirikan dengan seorang sosok yang hiperaktif dan suka menyediri. Akan tetapi, saat ini penyakit autisme sudah menyebar dikalangan masyarakat umum hal ini berupa ketidaksenangan seseorang melakukan hubungan interaksi dengan lingkungannya akan tetapi, mereka menjadi sosok komunikan pasif yang baik dalam dunia maya. Mereka sibuk menyukai bahkan berbalas komentar melalui chatting di berbagai media sosial yang faktanya tak jarang di antara mereka tidak mengenal sosok yang mereka ladeni dalam chatting di dunia maya tersebut. Hal ini sudah terbukti banyak di antara mereka yang melakukan hubungan jarak jauh atau yang lebih familiar dikenal dengan sebutan long distance relationship, bagaimana hal ini bisa terjadi? Ini lah pertanyaan besar di antara kita bahwasanya pada era globalisasi ini banyak yang suka terhadap orang lain hanya karena tertarik kepadi foto profil seseorang. Itulah gambaran sekilas tentang gadget autistme.

Tak bisa ditolak perkembangan iptek di abad ke-21 ini, menuntut setiap orang untuk memiliki gadget baik berupa ios, android, dan microsoft. Karena, tanpa gadget kita menjadi seorang yang pasif tidak bisa menikmati informasi yang disuguhi oleh dunIa. Di gadget tersebut mengolah jutaan data dalam sekejab bahkan suatu informasi yang baru terjadi beberapa detik yang lalu sudah dapat di akses di media sosial. Ini lah dampak positif gadget akan tetapi kebanyakan di antara kita mengunakan gadget hanya sebagai style yang dijadikan pandangan dalam menilai  tingkatan ekonomi sesorang. Sekarang seseorang mengatakan orang lain kaya berdasarkan gadget apa yang di gunakan seseorang. Hai ini telah merubah pandangan seseorang  terhadap  tingkatan stratitifikasi golongan. Dulu staratifikasi sesorang dapat dilihat dari dari cara berpakaian, pendidikan, kekuasaan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan material. Akan tetapi bukan sekarang karena kepemilikan seseorang terhadap gadget mewah bagi segelintir orang di dapat melalui kredit bulanan, karena mereka ingin memiliki gadget yang mewah sehingga bisa dihormati dan disegani oleh khayalak ramai. Tak salah ada seorang tokoh islam yang mengatakan ”Suatu negara akan hancur ketika perkembangan teknonogi iptek berkembang dan orang menikmatinya secara cuma-cuma (mudah di dapat)”

Bukti kehancuran indonesia sudah di ambang pintu, kita dapat melakukan observasi yang melibatkan diri kita sendiri sebagai pengamat penguna gadget atau sebagai seorang penguna gadget. Sekarang fakta nya anak balita bahkan batita sudah kenal dengan gadget padahal pada  usia mereka tersebut terdapat masa yang tidak dapak terrlewatkan yaitu masa belajar sambil bermain, meniru, dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Akan tetapi lihat situasi sekarang anak kecil sudah tidak suka lagi berinteraksi dengan orang lain asalkan ada gadget bahkan mereka menangis meminta gadget kepada orang tua mereka. Selaku orang tua yang tidak baik memberikan hal tersebut kepada anaknya yang menurut orangtua tersebut dapat menyenangkan anaknya. Akibat dari semua itu banyak anak-anak sekarang yang tidak suka berorganisasi bahkan mereka tidak saling mengenal karena ketika terjadi pembelajaran di sekolah mereka belajar dan ketika jam istirahat mereka sibuk mengunakan gadget mereka untuk mengakses berbagai media sosial yang mengakibatkan seorang  tidak mengenal teman sekelasnya padahal tidak ada tembok penghalang untuk melakukan interaksi. Hal ini dapat di buktikan ketika ada sesorang teman yang sakit lalu diinformasikan kepada seluruh murid mereka malah balik bertanya siapakah dia ibu guru? apa dia termasuk murid yang ada di kelas ini? di mana dia duduk? dan berbagai macam pertanyaan yang menunjukan bahwa mereka tidak saling mengenal.

Sebagai orang tua tidak boleh hanya menyalahkan anak mereka yang tumbuh menjadi autis karena tidak suka berkomunikasi. Hal ini terjadi karena kelalaian orang tua baik dari segi manajemen waktu yaitu tidak dapat melihat perkembangan anaknya karena terlalu sibuk dengan karir yang kata mereka untuk menyejahterakan anaknya yang padahal sesungguhnya tanpa gadget anak akan sejahtera juga asalkan masa kecilnya penuh dengan bimbingan orangtua sehingga sang anak tumbuh menjadi seorang remaja berjiwa sosial yang dapat menjadi agen perubahan bagi negri  ini. Inilah polemik yang melanda indonesia karena pertumbuhan generasi muda yang didominasi oleh gadget dan teknologi lainnya maka lahirlah generasi muda pasif yabg tidak dapat menjadi agen perubahan bagi negara indonesia. Buktinya orang-orang yang duduk di kursi DPR, MPR atau di pemerintahan legislatif yudikatif dan eksekutif  pada saat ini tidak melakukan interaksi yang baik dengan masyarakat hal ini dapat di pertanyakan apakah dampak dari gadget yang menyebabkan mereka autist dengan kepemimpinan mereka. Padahal mereka semua adalah orang yang berpendidikan tinggi, karena menjadi pemerintah bukan hanya memiliki otak cerdas akan tetapi memiliki mental yang cerdas juga, terampil dalam menyampaikan sesuatu, terampil dalam memimpin negara ini menjadi sebuah negara yang maju bukan hanya berkembang. Di bandingkan dengan negara tetangga kita termasuk negara yang terlebih dahulu merasakan kemerdekaan. Akan tetapi, sejujurnya kita masih dijajah baik perekonomi, politik, dan kekuasaan, kita hanya diakui kedaulatan yaitu NKRI.

Hal ini terjadi karena pemimpin yang autis mereka hanya menyibukkan diri  mengonta-ganti disply picture di bbm, profil puicture dengan berbagai kata kampanye, sibuk berdebat dengan rakyat di instagram bahkan pemimpin kita saai ini bak artis papan atas yang sudah tenar bahkan masyhur melampaui artis  papan atas, para pemimpin bangga ketika menuai banyak komenan dari publik bahkan mereka tidak mengenal sosok yang memberikan hujatan pedas kepada mereka yang mereka tau dunia maya itu baik sehingga tidak terlalu di permasalahkan. Sebagai warga negara kita harus mencari solusi yang tepat terhadap perkembangan gadget secara pesat karena tak mungkin kita memusnahkan gadget akan tetapi kita perlu menanamkan kepada setiap orang di indonesia untuk mengunakan gadget sesuai kebutuhan dan selalu ingat bahwa interaksi itu perlu tanpa adanya interaksi antara sesama warga indonesia akan menyebabkan lunturnya bhineka tunggal ika. Sekarang mulailah berbenah diri dan sadarlah bahwa gadget sudah merusak semua kalangan rakyat indonesia bahkan merusak elemen pemerintahan indonesia. Meninggalkan gadget itu mustahil tapi penerapan pengunaan gadget secara efektif dan positif bisa di mulai dari sekarang yang perlu kita sadari satu hal negara produsen gadget saja tidak begitu tertarik dengan gadget ciptaan mereka, bahkan dari aspek memiliki mereka lebih mudah mendapatkan gadget tersebut, kenapa mereka bisa mengefektifkan pengunaan gadget? karena mereka sadar gadget dan IT lainnya dapat menyebabkan mereka hancur, lalai dan melupakan tugas mereka karena tak dapat di pungkiri pertemanan dengan orang yang berada di media sosial lebih baik,tidak menuntut banyak hal tidak sama ketika kita berteman dengan seorang teman yang sudah kita kenal karena kita harus mengetahui kepribadiaanya terkadang mereka egois, terkadang sensitif bahkan ada yang selalu hipokrit, tapi harus kita sadari pertemanan melalui media sosial juga termasuk hipokrit atau pertemanan yang bukan ideal. Bayangkan saja berteman melalui monitor handphone yang kecil yang kadang kita tidak mengetahui asal usul teman kita siapakah dia sebenarnya.maka dari itu berhati- hati lah!!.Ingat suatu negara akan hancur ketika di dalam negeri itu terdapat banyak manusia autis yang hanya hiperaktif di dunia maya tanpa melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk negaranya sendiri. Riset menyatakan perkembangan gadget sudah hampir mematikan sebagian negara karena dari medsos suatu negara bisa berkonflik, terjadi sengketa di mana-mana. Otak manusia berubah menjadi robot yang harus menerima informasi dari berbagai sumber yang tak jarang informasi tersebut tidak bermanfaat. Dapat dipastikan para pejabat pemerintahan yang autis yang disebabkan oleh pengaruh  gadget tidak peduli terhadap perkembangan negara yang dipimpinnya yang dia ketahui hanya memainkan gadget nya melihat perkembangan dunia luar atau membayangkan bagaimana bisa ke luar negeri, lalu bisa rekreasi kemana? tidur di hotel bintang berapa? sungguh pemandangan yang tidak etis. Disaat ekonomi menjadi permasalahan utama pemerintah hanya bisa meng upload status di instagram kemiskinan merajalela di Indonesia mengunakan  huruf yang full capslock mereka tidak merasa malu dan tidak menyadari kedudukannya sebagai seorang pemerintah yang berkuasa dan memiliki tanggung jawab untuk mempertanggung jawabkan rakyat dan ke pemimpinanya. Ditengah bencana alam menimpa Indonesia mereka asyik bergadget ria mengunggah di berbagai sosial media doakan saudara kita melalui koment dan like, tak kalah memalukan sebelum  makan para pejabat mengambil foto makanan yang dia makan yang konon katanya satu porsi makanan tersebut  seharga 600 ribuan dengan lahap mereka makan dengan uang rakyat sementara rakyat negara tersebut dilanda kemiskinan yang luar biasa. Mereka tidak menyadari bahwa rakyat mengaji mereka untuk menjadikan negeri ini damai tentram dan jauh dari segala bencana sosial berupa kemiskinan kejahatan dan lain-lain. Akan tetapi, para pejabat  asyik bergadged ria. Apakah ada informasi yang valid bagaimana mengatasi masalah kemiskinan yang melanda indonesia di bahas secara mendalam di dalam gadget sehingga mereka menjadi pejabat yang pasif yang tak peduli terhadap rakyatnya mereka lupa postingan mereka di beranda facebook, instagram, yang berupa janji-janji membujuk yang menghadirkan sejuta sensani yang menjanjikan kesejahteraan, kedamaian, kekayaan, dan lain sebagainya.Sekarang sudah saatnya kita peka akan masalah yang berkembang di negeri Indonesia kita ini. Lupakan lah gadget!!!! jangan menjadi orang yang autis karena negeri ini butuh orang yang aktif dalam dunia nyata yang bukan hanya stand behind the scane tapi bisa melakukan segala sesuatu yang akan menghantarkan negeri Indonesia kepada gerbang kesejahteraan yang dapat menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Karena mencerdaskan bangsa berawal dari asupan gizi yang diterima oleh warga negri ini, dengan terpenuhinya gizi sosial, mental, fisik, maka akan terlahirlah sumber daya manusia yang berkualitas. Mulai saat ini Say no to GADGET and say yes for changing indonesian to be the best country dan ingat jangan jadi manusia pasif dan menjauhlah dari virus GADGET AUTISM.

Penulis : Nabila Zakiya

Share:

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.