Gadget Autism |
Menyebarnya virus anti
sosial atau lebih di kenal di kalangan masyarakat adalah penyakit Gadget
Autisme. Mendengar kata autisme yang terbayang di setiap benak seseorang adalah suatu penyakit bawaan sejak lahir yang
biasanya menyebabkan penderitanya mengalami kecacatan mental berupa
keterlambatan perkembangan mental, seseorang yang menderita autis, biasanya dicirikan dengan seorang sosok yang
hiperaktif dan suka menyediri. Akan tetapi, saat ini penyakit autisme sudah
menyebar dikalangan masyarakat umum hal ini berupa ketidaksenangan seseorang
melakukan hubungan interaksi dengan lingkungannya akan tetapi, mereka menjadi
sosok komunikan pasif yang baik dalam dunia maya. Mereka sibuk menyukai bahkan
berbalas komentar melalui chatting di berbagai media sosial yang
faktanya tak jarang di antara mereka tidak mengenal sosok yang mereka ladeni
dalam chatting di dunia maya tersebut. Hal ini sudah terbukti banyak di
antara mereka yang melakukan hubungan jarak jauh atau yang lebih familiar dikenal
dengan sebutan long distance relationship, bagaimana hal ini bisa
terjadi? Ini lah pertanyaan besar di antara kita bahwasanya pada era
globalisasi ini banyak yang suka terhadap orang lain hanya karena tertarik
kepadi foto profil seseorang. Itulah gambaran sekilas tentang gadget autistme.
Tak bisa ditolak
perkembangan iptek di abad ke-21 ini, menuntut setiap orang untuk memiliki
gadget baik berupa ios, android, dan microsoft. Karena, tanpa gadget kita
menjadi seorang yang pasif tidak bisa menikmati informasi yang disuguhi oleh
dunIa. Di gadget tersebut mengolah jutaan data dalam sekejab bahkan suatu
informasi yang baru terjadi beberapa detik yang lalu sudah dapat di akses di
media sosial. Ini lah dampak positif gadget akan tetapi kebanyakan di antara
kita mengunakan gadget hanya sebagai style yang dijadikan pandangan dalam
menilai tingkatan ekonomi sesorang. Sekarang
seseorang mengatakan orang lain kaya berdasarkan gadget apa yang di gunakan
seseorang. Hai ini telah merubah pandangan seseorang terhadap
tingkatan stratitifikasi golongan. Dulu staratifikasi sesorang dapat dilihat
dari dari cara berpakaian, pendidikan, kekuasaan dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan material. Akan tetapi bukan sekarang karena kepemilikan seseorang
terhadap gadget mewah bagi segelintir orang di dapat melalui kredit bulanan, karena
mereka ingin memiliki gadget yang mewah sehingga bisa dihormati dan disegani
oleh khayalak ramai. Tak salah ada seorang tokoh islam yang mengatakan ”Suatu
negara akan hancur ketika perkembangan teknonogi iptek berkembang dan orang
menikmatinya secara cuma-cuma (mudah di dapat)”
Bukti kehancuran indonesia
sudah di ambang pintu, kita dapat melakukan observasi yang melibatkan diri kita
sendiri sebagai pengamat penguna gadget atau sebagai seorang penguna gadget. Sekarang
fakta nya anak balita bahkan batita sudah kenal dengan gadget padahal pada usia mereka tersebut terdapat masa yang tidak
dapak terrlewatkan yaitu masa belajar sambil bermain, meniru, dan berinteraksi
dengan lingkungan di sekitarnya. Akan tetapi lihat situasi sekarang anak kecil sudah
tidak suka lagi berinteraksi dengan orang lain asalkan ada gadget bahkan mereka
menangis meminta gadget kepada orang tua mereka. Selaku orang tua yang tidak
baik memberikan hal tersebut kepada anaknya yang menurut orangtua tersebut
dapat menyenangkan anaknya. Akibat dari semua itu banyak anak-anak sekarang
yang tidak suka berorganisasi bahkan mereka tidak saling mengenal karena ketika
terjadi pembelajaran di sekolah mereka belajar dan ketika jam istirahat mereka
sibuk mengunakan gadget mereka untuk mengakses berbagai media sosial yang
mengakibatkan seorang tidak mengenal
teman sekelasnya padahal tidak ada tembok penghalang untuk melakukan interaksi.
Hal ini dapat di buktikan ketika ada sesorang teman yang sakit lalu diinformasikan
kepada seluruh murid mereka malah balik bertanya siapakah dia ibu guru? apa dia
termasuk murid yang ada di kelas ini? di mana dia duduk? dan berbagai macam
pertanyaan yang menunjukan bahwa mereka tidak saling mengenal.
Sebagai orang tua tidak
boleh hanya menyalahkan anak mereka yang tumbuh menjadi autis karena tidak suka
berkomunikasi. Hal ini terjadi karena kelalaian orang tua baik dari segi
manajemen waktu yaitu tidak dapat melihat perkembangan anaknya karena terlalu sibuk
dengan karir yang kata mereka untuk menyejahterakan anaknya yang padahal
sesungguhnya tanpa gadget anak akan sejahtera juga asalkan masa kecilnya penuh
dengan bimbingan orangtua sehingga sang anak tumbuh menjadi seorang remaja
berjiwa sosial yang dapat menjadi agen perubahan bagi negri ini. Inilah polemik yang melanda indonesia karena
pertumbuhan generasi muda yang didominasi oleh gadget dan teknologi lainnya
maka lahirlah generasi muda pasif yabg tidak dapat menjadi agen perubahan bagi
negara indonesia. Buktinya orang-orang yang duduk di kursi DPR, MPR atau di
pemerintahan legislatif yudikatif dan eksekutif
pada saat ini tidak melakukan interaksi yang baik dengan masyarakat hal
ini dapat di pertanyakan apakah dampak dari gadget yang menyebabkan mereka autist
dengan kepemimpinan mereka. Padahal mereka semua adalah orang yang
berpendidikan tinggi, karena menjadi pemerintah bukan hanya memiliki otak
cerdas akan tetapi memiliki mental yang cerdas juga, terampil dalam
menyampaikan sesuatu, terampil dalam memimpin negara ini menjadi sebuah negara
yang maju bukan hanya berkembang. Di bandingkan dengan negara tetangga kita
termasuk negara yang terlebih dahulu merasakan kemerdekaan. Akan tetapi,
sejujurnya kita masih dijajah baik perekonomi, politik, dan kekuasaan, kita
hanya diakui kedaulatan yaitu NKRI.
Hal ini terjadi karena
pemimpin yang autis mereka hanya menyibukkan diri mengonta-ganti disply picture di bbm, profil
puicture dengan berbagai kata kampanye, sibuk berdebat dengan rakyat di instagram
bahkan pemimpin kita saai ini bak artis papan atas yang sudah tenar bahkan
masyhur melampaui artis papan atas, para
pemimpin bangga ketika menuai banyak komenan dari publik bahkan mereka tidak
mengenal sosok yang memberikan hujatan pedas kepada mereka yang mereka tau
dunia maya itu baik sehingga tidak terlalu di permasalahkan. Sebagai warga
negara kita harus mencari solusi yang tepat terhadap perkembangan gadget secara
pesat karena tak mungkin kita memusnahkan gadget akan tetapi kita perlu
menanamkan kepada setiap orang di indonesia untuk mengunakan gadget sesuai
kebutuhan dan selalu ingat bahwa interaksi itu perlu tanpa adanya interaksi
antara sesama warga indonesia akan menyebabkan lunturnya bhineka tunggal ika.
Sekarang mulailah berbenah diri dan sadarlah bahwa gadget sudah merusak semua
kalangan rakyat indonesia bahkan merusak elemen pemerintahan indonesia. Meninggalkan
gadget itu mustahil tapi penerapan pengunaan gadget secara efektif dan positif
bisa di mulai dari sekarang yang perlu kita sadari satu hal negara produsen
gadget saja tidak begitu tertarik dengan gadget ciptaan mereka, bahkan dari
aspek memiliki mereka lebih mudah mendapatkan gadget tersebut, kenapa mereka
bisa mengefektifkan pengunaan gadget? karena mereka sadar gadget dan IT lainnya
dapat menyebabkan mereka hancur, lalai dan melupakan tugas mereka karena tak
dapat di pungkiri pertemanan dengan orang yang berada di media sosial lebih
baik,tidak menuntut banyak hal tidak sama ketika kita berteman dengan seorang
teman yang sudah kita kenal karena kita harus mengetahui kepribadiaanya
terkadang mereka egois, terkadang sensitif bahkan ada yang selalu hipokrit,
tapi harus kita sadari pertemanan melalui media sosial juga termasuk hipokrit atau
pertemanan yang bukan ideal. Bayangkan saja berteman melalui monitor handphone
yang kecil yang kadang kita tidak mengetahui asal usul teman kita siapakah dia
sebenarnya.maka dari itu berhati- hati lah!!.Ingat suatu negara akan hancur
ketika di dalam negeri itu terdapat banyak manusia autis yang hanya hiperaktif
di dunia maya tanpa melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk negaranya sendiri. Riset
menyatakan perkembangan gadget sudah hampir mematikan sebagian negara karena
dari medsos suatu negara bisa berkonflik, terjadi sengketa di mana-mana. Otak
manusia berubah menjadi robot yang harus menerima informasi dari berbagai
sumber yang tak jarang informasi tersebut tidak bermanfaat. Dapat dipastikan
para pejabat pemerintahan yang autis yang disebabkan oleh pengaruh gadget tidak peduli terhadap perkembangan
negara yang dipimpinnya yang dia ketahui hanya memainkan gadget nya melihat
perkembangan dunia luar atau membayangkan bagaimana bisa ke luar negeri, lalu
bisa rekreasi kemana? tidur di hotel bintang berapa? sungguh pemandangan yang
tidak etis. Disaat ekonomi menjadi permasalahan utama pemerintah hanya bisa
meng upload status di instagram kemiskinan merajalela di Indonesia
mengunakan huruf yang full capslock
mereka tidak merasa malu dan tidak menyadari kedudukannya sebagai seorang
pemerintah yang berkuasa dan memiliki tanggung jawab untuk mempertanggung
jawabkan rakyat dan ke pemimpinanya. Ditengah bencana alam menimpa Indonesia
mereka asyik bergadget ria mengunggah di berbagai sosial media doakan saudara
kita melalui koment dan like, tak kalah memalukan sebelum makan para pejabat mengambil foto makanan
yang dia makan yang konon katanya satu porsi makanan tersebut seharga 600 ribuan dengan lahap mereka makan
dengan uang rakyat sementara rakyat negara tersebut dilanda kemiskinan yang
luar biasa. Mereka tidak menyadari bahwa rakyat mengaji mereka untuk menjadikan
negeri ini damai tentram dan jauh dari segala bencana sosial berupa kemiskinan
kejahatan dan lain-lain. Akan tetapi, para pejabat asyik bergadged ria. Apakah ada informasi yang
valid bagaimana mengatasi masalah kemiskinan yang melanda indonesia di bahas
secara mendalam di dalam gadget sehingga mereka menjadi pejabat yang pasif yang
tak peduli terhadap rakyatnya mereka lupa postingan mereka di beranda facebook,
instagram, yang berupa janji-janji membujuk yang menghadirkan sejuta sensani
yang menjanjikan kesejahteraan, kedamaian, kekayaan, dan lain
sebagainya.Sekarang sudah saatnya kita peka akan masalah yang berkembang di negeri
Indonesia kita ini. Lupakan lah gadget!!!! jangan menjadi orang yang autis
karena negeri ini butuh orang yang aktif dalam dunia nyata yang bukan hanya
stand behind the scane tapi bisa melakukan segala sesuatu yang akan
menghantarkan negeri Indonesia kepada gerbang kesejahteraan yang dapat
menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Karena mencerdaskan bangsa berawal
dari asupan gizi yang diterima oleh warga negri ini, dengan terpenuhinya gizi
sosial, mental, fisik, maka akan terlahirlah sumber daya manusia yang berkualitas.
Mulai saat ini Say no to GADGET and say yes for changing indonesian
to be the best country dan ingat jangan jadi manusia pasif dan menjauhlah
dari virus GADGET AUTISM.
Penulis : Nabila Zakiya
0 komentar:
Posting Komentar