Nama : Dani Taufiqurrahman
Asal Daerah : Banten
Jurusan di UPI : Bimbingan dan Konseling
Saya awali dengan mengenalkan diri saya, nama saya Dani Taufiqurrohman, saya lahir di sebuah daerah bersejarah, adalah provinsi Banten dimana dahulu kala Belanda pertama kalinya menginjakan kakinya disini lebih tepat nya di ibu kota provinsi yaitu kota Serang lahir pada tanggal 29 April 1999, dari kedua orang tua bernama Drs. Yusrachmaidi dan Dra. Hj. Hifdatul Hayat. Saya memiliki dua orang saudara kandung, yang bernama Dana Hidayatullah (kakak) dan Alyani Rasyiqah Fadillah (adik), Sejak kecil saya hidup dalam lingkunga religi yang tinggi dikarenakan dahulu kakek dari ibu seorang kyai yang punya pesantren, saya kecil bersekolah di SD Negeri Serang IX, dan setelah lulus SD saya yang sejak kelas 4 mengenal sistem pendidikan pondok pesantren saya ingin masuk ke kiblatnya Pondok Modern, yakni Pondok Modern. Darussalam GONTOR, karena banyak kiprah alumninya yang hadir disekitar saya, tapi dikarenakan mental saya masih kurang jadi, ketika lulus saya SD saya masuk ke Pondok Pesantren Modern Al-Mizan, didaerah Rangkasbitung, Kab. Lebak, Prov. Banten.
Asal Daerah : Banten
Jurusan di UPI : Bimbingan dan Konseling
Saya awali dengan mengenalkan diri saya, nama saya Dani Taufiqurrohman, saya lahir di sebuah daerah bersejarah, adalah provinsi Banten dimana dahulu kala Belanda pertama kalinya menginjakan kakinya disini lebih tepat nya di ibu kota provinsi yaitu kota Serang lahir pada tanggal 29 April 1999, dari kedua orang tua bernama Drs. Yusrachmaidi dan Dra. Hj. Hifdatul Hayat. Saya memiliki dua orang saudara kandung, yang bernama Dana Hidayatullah (kakak) dan Alyani Rasyiqah Fadillah (adik), Sejak kecil saya hidup dalam lingkunga religi yang tinggi dikarenakan dahulu kakek dari ibu seorang kyai yang punya pesantren, saya kecil bersekolah di SD Negeri Serang IX, dan setelah lulus SD saya yang sejak kelas 4 mengenal sistem pendidikan pondok pesantren saya ingin masuk ke kiblatnya Pondok Modern, yakni Pondok Modern. Darussalam GONTOR, karena banyak kiprah alumninya yang hadir disekitar saya, tapi dikarenakan mental saya masih kurang jadi, ketika lulus saya SD saya masuk ke Pondok Pesantren Modern Al-Mizan, didaerah Rangkasbitung, Kab. Lebak, Prov. Banten.
Ada cerita unik yang tidak bisa dilupa ketika saya selesai SMP
disana, terbesit ingin pindah pesantren dikarenakan ingin mencari pengalaman
baru dan ilmu yang lebih, sampai ketika saya berlibur saya dan orang tua
memutuskan untuk berkeliling pulau Jawa sekaligus bersilahturahmi ke
pesantren-pesantren, dengan maksud ingin mencari pesantren baru, namun ALLAH
berkehendak lain, saya melanjutkan sekolah di PPM. Al-Mizan, dan hal itu
membuat sebuah batu loncatan yang baik bagi saya, karena dengan lanjutnya saya
di Al-Mizan saya dapat belajar
organisasi selain belajar formal dikelas, dimulainya saya mengenal dengan
universitas-universitas ketika saya duduk di kelas 9 SMP, karena banyak dari
kakak-kakak alumni yang mengadakan sosialisasi universitas, dan ingin sekali
ketika lulus pesantren melanjutkan studi di sebuah universitas negeri pada
jurusan Fisipol, tepatnya jurusan Hubungan Internasional, karena di pondok kami
dibiasakan berbahasa Inggris dan Arab setiap minggunya, jadi membuat saya
termotivasi untuk mengambil jurusan tersebut, lanjut di pengalaman tentang
berorganisasi saya semenjak duduk di kelas 10‘Aliyah, mendapatkan banyak
tanggung jawab menjadi pengurus-pengurus kelompok latihan pidato, dikelas 11
menjadi pengurus kamar atau asrama dan pengurus konsulat-konsulat, dan terakhir
pada kelas 12 saya dan teman-teman diberi amanat untuk menjadi pengurus
organisasi yang dibimbing oleh guru-guru disana.
Masuk di semester akhir adalah masa-masa indah sekaligus mengangkan
dikarenakan akan segera berpisah dengan teman-teman dan meghadapi ujian akhir
dimana untuk materi pelajaran pondok
(Dirosat Islamiyah dan Dirosat Lughowiyah) yang diujikan dari kelas 7 SMP
sampai kelas akhir (Nihaiyyah), dan berbeda dengan sekolah-sekolah lain kami
disini mengikuti sistem kebanyak pesantren modern yang mana jikalau ujian itu
bisa sampai sekitar 1 bulan, jadi ujian membuat kami menjadi berpacu dengan
waktu, tenaga dan pikiran, ada cerita unik ketika ujian semester akhir, saya
dan teman-teman biasa dan membiasakan untuk tidur jam 10 malam dan bangun
kembali jam 2 pagi hanya untuk belajar yang dilengkapi dengan ibadah dan berdoa
untuk kesuksesan ujian dan mendapatkan hasil yang tebaik, selain pengalaman
berorganisasi saya juga mendapatkan pengalaman dalam pramuka, darisini lah saya
dapat ilmu luar lapangan yang bermanfaat bukan hanya ilmu formal tetapi juga
kepemimpinan (leadership), di pramuka juga saya mendapatkan pengalaman yang
tidak sedikit tergabung dengan pasukan khusus di pondok menjadikan saya beberapakali
diutus delegasi ke pondok-pondok sekitar Banten, dan Jawa Barat termasuk dalam
delegasi ke GONTOR, yang menjadi impian bagi sebagian besar andika pramuka di
pondok modern.
Kembali pada masa-masa semester akhir, saya sedikit ragu dengan
jurusan yang dulu saya impi-impikan yakni Hubungan Internasional, mengapa?
Karena pada masa ini saya yang berjibaku dengan waktu, tenaga dan pikiran juga
dengan teman-teman dalam belajar, dalam hati saya selalu mengatakan tambah satu
tahun lagi disini, tambah, tambah, tambah, satu tahun lagi disini. Padahal pada
masa ini juga saya sudah mulai mendaftarkan diri saya di sebuah sekolah ikatan
dinas, jadi ketika lulus sudah pasti dimana saya akan melanjutkan studi, dan
Alhamdulillah saya termasuk orang-orang yang terpilih untuk mengabdi, mengajar
dan mendidik santri-santri disini, Tahun pengabdian pertama adalah masa-masa
awal dalam proses mengajar, pada masa ini juga saya mendapatkan semangat untuk
menjadi guru, karena dulu ketika di semester akhir ada praktek mengajar
(‘Amaliyatut Tadris) yang menjadi hal wajib bagi seluruh santri akhir di pondok
modern, yang menjadi tolak ukur saya dalam mengajar,
Pada masa pengabdian ini
saya tidak langsung melanjutkan studi ke univesitas atau sekolah tinggi
disekitar Pesantren Al-Mizan, tetapi saya selalu mencari informasi tentang
perkuliahan dalam dan luar negeri, Turki menjadi pilihan saya negri dengan
segudang sejarah islam, yang memotivasi saya untuk pergi kesana, sampai saya
mendaftarkan diri pada sebuah universitas disana dengan jalur beasiswa tetapi
ada beberapa persyaratan yang belum terpenuhi menjadikan saya mengundurkan
diri, Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) adalah salah satu pilihan yang
saya ambil selain mendaftar dan mengikuti tes masuk di universitas-universitas
negeri di Indonesia, sejak tahun kemarin di akhir semester saya termasuk dalam
santri yang direkomendasikan pihak pesantren untuk mengikuti tes PBSB, tetapi
tahun kemarin saya diminta untuk mengabdi dahulu di pesantren.
Dan pada tahun ini kembali saya di rekomendasikan untuk mengikuti
tes PBSB, setelah mendaftar dan mempersiapkan berkas-berkas saya kembali ke
masa-masa semester akhir, yakni belajar, belajar dan belajar dan berdoa. Dan motivasi saya sendiri mengikuti
tes PBSB ini karena ingin sekali kembali ke pesantren ketika selesai
melanjutkan studi perkuliahan, karena juga saya terlahir dan terdidik pada
lingkungan pengajar atau guru, kakek dari ibu saya seorang kyai, dan ibu saya
seorang guru di sebuah SMP di Serang, dan ketika mengabdikan diri di pesantren
saya diberi amanat menjadi Staff Pengasuhan Santri, tiga hal ini yang
memotivasi saya untuk mengikuti tes PBSB ini, pada tes PBSB saya memilih di
Universitas Pendidikan Indonesia, dengan jurusan Pend.Bimbingan Konseling,
karena motivasi diatas itulah yang membuat saya mengambil jurusan ini.
Waktu terus berjalan usaha sudah pada puncaknya tinggallah doa yang
selalu bersambungan setiap harinya, sampailah pada tanggal 4 Juni 2018 termasuk
hari yang ditunggu-tunggu, karena masih ada beberapa tanggal yang ditunggu
hasil dari usaha saya. Dan Alhamdulillah saya diterima di Universitas
Pendidikan Indonesia jalur Program Beasiswa Santri (PBSB), seketika itu saya
berada di suatu tempat perbelanjaan modern di Serang karena ingin menghabiskan
waktu terakhir berasam teman-teman pengabdian sekaligus ingin berbuka bersama,
waktu itu kondisinya dalam keadaan berpuasa. Setelah saya mendapatkan
pengumuman, saya segera mencari mushola untuk melaksanakan sholat yang diiringi
sujud syukur sebagai rasa terima kasih saya kehadirat yang Maha Kuasa ALLAH
SWT.
Dan seketika itu yang berbahagia bukan hanya saya, terutama kedua
orang tua dirumah, guru-guru di pesantren, teman-teman pengabdian dan
teman-teman seangkatan. Merupakan Nikmat, Anugrah, Rahmat dari Yang Maha Kuasa
ALLAH SWT dalam hal penantian dan perjalanan hidup saya dalam menuntut ilmu di
jalan-Nya, usaha yang sampai pada puncaknya dan doa yang selalu bersambungan
adalah kunci saya lulus tes PBSB ini. Harapan saya setelah diterima di
Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pend. Bimbingan Konseling jalur PBSB
ini saya bisa melakulan hal-hal yang lebih baik lagi. berusaha untuk selalu
belajar dan belajar, berdoa dan berdoa untuk kesuksesan saya pribadi dan
kesuksesan teman-teman semua terutama teman seangkatan di Pondok Pesantren
Modern Al-Mizan, dan dapat mengharumkan nama almamater tercinta, serta
berprestasi kedepannya di univesitas kebanggaan Univeristas Pendidikan
Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar