Senin, 27 Agustus 2018

Perjalanan menjadi Mahasantri PBSB 2018

Assalamualaikum fams :) hai hai... ada admin keceh datang nih. hmm kira-kira admin kali ini mau post apa yah? 
Jadi kali ini admin datang dengan membawa berita gembira, admin akan posting pengalaman menarik dari keluarga baru kita nih, mahasiswa PBSB UPI 2018. Pengalaman tentang perjalanannya menjadi Mahasantri PBSB 2018 dan tentunya pengalaman menarik dalam kehidupannya. Untuk total mahasantri PBSB UPI 2018 berjumlah 10 orang, tapi hanya ada 2 pengalaman yang akan di post di blog kita fams.Langsung saja yah, udah pada penasaran kan? kuy simak dan baca sampai habis yah :)

Nama : Putri Pratiwi
Asal Daerah : Lampung
Jurusan di UPI : Seni Rupa
Sejak usia saya kurang lebih satu tahun, keluarga saya pindah proyek di Lampung sampai saat ini. Jadi saya di Bandung cuma numpang lahir doang guys hihi. By The Way, Sebenernya saya lebih suka tinggal di Bandung nih, kayanya adem banget. Karena mungkin saya sudah terlalu lama di Lampung yah jadi bosan. Tapi saya akan tetap mensyukuri apapun yang ada di sekeliling saya saat ini. Entah dari pihak keluarga dekat atau keluarga jauh, kerabat dekat ataupun kerabat jauh, para guru, teman seperjuangan, dan lainlain. Eitss kecuali teman hidup yah, karena belum waktunya heheh.

Tahun 2005, saya memulai pendidikan saya dari taman kanak-kanak. Saat itu saya bersekolah di TK Tunas Harapan, selama satu tahun saya belajar disekolah itu. Setelah saya tuntas sekolah di kalangan kanak-kanak itu, saya melanjutkan bangku sekolah dasar yang di masyarakat sini termasuk sekolahan favorit guys, yaitu SD Negeri 3 Merbau Mataram. Tidak lama saya menduduki kelas satu sekolah dasar, Ibu memutuskan kerja di luar negeri, tepatnya di Arab Saudi.  Memilukan bukan? Anak seusia saya dulu sudah ditinggal oleh orang tuanya, belum lagi adik perempuan saya yang usianya tidak beda jauh hanya satu tahun. Saat itu orang tua saya baru memiliki dua orang anak. Faktor ekonomi yang kurang mencukupi, akhirnya Ayah saya menyepakati keputusan Ibu saya. Padahal, Ayah saya sendiri kurang menyukai jika Ibu turut mencari nafkah untuk keluarga kecil kami. Karena hal ini merupakan tanggung jawab seorang Ayah bukan? Tapi yah begitulah kisah hidup keluarga kami dulu, sangat sederhana namun penuh dengan kehangatan. Jadi saya tidak tinggal dengan Ayah selama Ibu pergi, melainkan tinggal bersama adik kandung Ibu saya yang letak rumahnya tidak jauh dari rumah saya. Kurang lebih dua tahun saya dan adik saya di asuh oleh adik dari Ibu saya. Dan, kabar gembira…Ketika saya menduduki kelas tiga sekolah dasar Ayah memberitahukan bahwa Ibu akan segera pulang, lalu Ayah mengajak saya dan adik saya pergi ke bandara untuk menjemput Ibu. Bahagianya kami saat itu, sampai ketika Ibu dan temannya lari menghampiri kami. Dan Ayahku bertanya “Coba tebak Ibu yang mana?” sedihnya saya dan adik saya tidak mengenali wajah cantik Ibu. Sehingga Ayah saya menunjukkan jarinya kearah wanita cantik berbaju merah itu, yaa itu Ibu saya. Kemudian setelah bersalaman dengan Ayah, Ibu langsung memeluk kami.

Setelah melewati masa itu keluarga saya Alhamdulillah merasa tercukupi. Kami merasa sangat bersyukur sudah di pertemukan kembali dan disatukan dalam satu atap dengan keharmonisan keluarga kami. Dan saya tetap melanjuti bangku Sekolah Dasar seperti biasa, namun dengan hari yang lebih bewarna karena kehadiran Ibu tercinta selama beberapa tahun meninggalkan kami. Karena selain dekat dan tidak seberapa jauh dari tempat tinggal saya, sekolah ini pun banyak menyediakan ekstrakulikuler yang menarik seperti menari, pramuka, drumband, menyanyi dll. Kalau untuk saya, dulu aktif di bidang menari dan drumband. Oh ya, hobi saya sewaktu di bangku ini banyak loh, selain di dalam ekstrakulikuler saya juga suka menggambar, memainkan alat musik yang berupa piano. Karena mudah kita tinggal menghafal not not lagu apapun, dan setelah hafal kita bisa memainkannya dengan lihai guys, seru banget kan.

 Enam tahun saya menduduki bangku sekolah dasar akhirnya saya melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi Sekolah Menengah Pertama, yang saya duduki saat itu SMP Negeri 2 Merbau Mataram, beda tipis namanya dengan Sekolah Dasar yahh. Karena memang masih satu kecamatan nih. Sekolah ini juga termasuk favorit di masyarakan sini. Bodohnya saya di bangku sekolah menengah pertama ini tidak aktif dalam ekskul apapun. Pernah mencoba pramuka tapi hanya beberapa hari, letak sekolahan dengan rumah saya jauh jadi capeknya kalau harus bolak balik. Selain itu, saya juga pernah mengikuti ekskul musik yang hanya beberapa minggu saja sempat minder dengan teman yang lebih pandai hehe, akhirnya saya putuskan untuk free. Saya menyesal karena terlalu mengikuti fikiran fikiran ini saja, untuk apa saya minder? Toh tidak sampai di kucilkan, dari situ saya memiliki komitmen untuk berani dalam kebaikan. Tiga tahun berlalu lagi dan lagi saya berhasil melulusi bangku pendidikan. Selanjutnya saya akan melanjuti di bangku atas, tapi..
Keputusan orang tua menyuruh saya mondok guys, betapa kagetnya. Ayah meringankan untuk saya memilih sendiri pesantren yang akan di tinggali,  karena tidak begitu tau tentang dunia pesantren, saat itu teman sekelas saya ada yang melanjut ke pesantren dan alhasil saya samakan saja dengan teman saya tersebut hehe walaupun belum tau jelas dan tidak terlalu minat. Saya hanya ingin mengikuti perintah orang tua saja, biasanya itu merupakan langkah yang lebih baik dan selalu baik. Jujur saja saya setelah beberapa tahun ditinggal jauh Ibu menjadi anak yang manja, jadi jika jauh seperti saat itu lagi hatinya sedih gimana gitu wkwk. Dan Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Madrasah Al Fatah ini juga termasuk ponpes favorit loh, dari tingkat PAUD, RA, MI, MTs, MA Al-Fatah melengkapi. Dan banyak cabang Al-Fatah di provinsi lainnya.  Entah kebetulan atau emang takdir yah saya selalu menduduki sekolah yang banyak diminati. Di Pesantren ini saya mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, karena tahun ajaran saya kurikulum 2013 nama tersebut berubah menjadi MIPA (Matematika IPA). Nah, selain Ipa ada banyak jurusan dari regular sampai nonreguler yah. Seperti IPS, Lembaga Bahasa, Tahfidzul Qur’an dan Halaqoh Diniyyah. Saya tinggal di asrama yang letaknya belakang kelas tepat guys, jadi lebih dekat dan mudah untuk minta izin heheh.

Awal menduduki bangku boarding school Al-fatah ini saya merasa asing, mungkin yang lain merasakan yang sama. Tapi saya harus membiasakan diri dengan keluarga baru, yaa. Di Al-Fatah ini, ada kegiatan wajib yang harus diikuti oleh santri yaitu Riyadloh atau bela diri. Terdiri karate dan Tapak Suci. Dan saya lebih tertarik di karate, hebatnya sempai atau yg disebut guru karate nya pun dari Ibu asrama sendiri loh, tanpa menyewa oranglain yang menghabiskan biaya.
Saya aktif di bidang karate ini, sampai beberapa kali mengikuti lomba di berbagai cabang, namun apalah daya belum rezeki saya untuk meraih piala yang diinginkan. Tapi saya tidak putus asa, sempat risih melihat gerakan sendiri dan saya gak mau ngikutin fikiran benalu itu lagi,   saya harus berani tampil, harus bisa, prinsip saya “Tidak apaapa jika tidak menang, tampilkan yang terbaik” yaa. Karena kalau kita malu dan takut terus lagi dan lagi jadi, kapan kita bisa dan berhasilnya? Okee saya mulai hidup dengan cara yang baru. Ketika menjelang pergantian kelas, saya tertarik mengikuti lomba karate cabang nasional, di Cileungsi guys. Alhasil saya meraih juara dua, betapa senangnya. Akhirnya perjuangan saya tidak siasia.

Jenjang menduduki kelas dua aliyah, saya kerap menyukai mata pelajaran matematika sampai saat ini. Sehingga pada hari itu ada pengumuman untuk acara lomba Kompetisi Sains Madrasah, dan saya sangat tertarik karena ada pula loma matematika di dalamnya. Dan saya mendaftarkan diri. Karena kuota dari lembaga penyelenggaranya terbatas dan yang mendaftarkan diri terlalu melebihi kapasitas, jadi kami di tes terlebih dahulu. Dengan mengikuti les privat di luar KBM. Waktu bermain ku berkurang deh, hanya untuk mengikuti les yang diadakan seminggu tiga kali. Eitss ini bukan waktunya bermain lagi Putri, kalau ingin sukses, harus berani berkorban dan letih, oke. Setelah mengikuti les beberapa minggu atau sampai sebulan H-1 Guru menyepakati untuk saya salah satu santri yang hadir dalam perlombaan itu, yess Alhamdulillah. Saya semakin semangat untuk hari sukses. Dan bla bla bla Saya meraih juara dua KSM Matematika tingkat Kabupaten guys.  Tidak banyak prestasi yang saya punya  di tingkat tertentu, namun di sekolah kami sendiri tiap tahunnya selalu mengadakan acara perlombaan antar santri yang biasa disebut ISMA (Islamic Student Movement Of Al-Fatah). Dan saya sempat meraih juara di bidang doodle art, komik islami, puisi solo, tilawatil qur’an. Memang tidak terlalu mewah tapi saya mensyukuri keberanian saya tampil di depan umum. Dan waktu semakin berlalu tahun ke tahun, pada saat saya menduduki bangku kelas tiga aliyah, pernah mengikuti lomba membuat kreasi dari barang bekas yang terdiri minimal tiga orang. Karena kelompok kami terlalu menghabiskan banyak biaya jadi gugur untuk di kategorikan menang, karena system penilaian diambil dari total harga selama membuat kreasi tersebut. Yaudah deh, kali ini belum dapet rezeki lagi. Its okey.

Kelas tiga aliyah memang waktunya hanya beberapa bulan saja, kami mulai menemui kesibukan dari mulai tryout dan lainlain. Dan tahun kami ini awal menggunakan komputer untuk ujian ujian. Usai mengikuti kegiatan ujian lainnya dengan baik, saatnya memilih dan mem fokuskan untuk melanjut ke pendidikan tinggi. Jalur demi jalur menghantui kami untuk mendaftarkan diri.
Ketika saya gugur di jalur SNMPTN, saya geram dan greget mungkin usaha saya selama tiga tahun ini kurang, sehingga jalur yang paling mudah yang hanya menggunakan nilai raport saja saya gagal. Its okeylagi, aku mencoba jalur lain dan alhasil aku menemui jalur yang sangat menarik ini, PBSB. Dimana kami bisa sekolah tanpa biaya hehe, setidaknya bisa meringankan beban orangtua karena saya anak pertama jadi harus bisa bantu dengan cara sendiri. “Tapi jalur ini pake tes lagi” what? Ujar saya setelah mendengar itu. Baik, emang gak mudah untuk sekolah gratis. Saya mulai bersaing lagi, dengan santri seluruh Indonesia. Dan saya sempat berfikir juga setelah mengetahui kalau kampus dan prodinya tertentu. Waw, bagaimana jika aku tidak tertarik.

Tapi Allah memudahkan, ketika itu saya melihat daftar kampus dan prodi. Mata saya tertuju pada satu arah, sehingga menyebabkan jari berhenti menscroll daftar tersebut. “Seni rupa dan design” lalu saya alihkan pandangan kesamping selurus dengan kata itu yaa, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Senangnya bukan main, karena ini jurusan idaman banget. Setelah saya gagal di SNMPTN dengan jurusan yang sama ini saya akan mencoba dengan jalur ini, saya tidak akan putus asa selama anggota tubuh masih bisa berusaha yang senantiasa di bantu oleh doa yang setia. Tanpa fikir panjang saya mencari link daftar. Berhubung ada dua pilihan, jadi aku meng klik kolom seni rupa dan seni musik ajadeh yang beda tipis, samasama seni.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bahkan sampai sebulan, saya mengikuti tes PBSB di sekolah yang letaknya jauh dari tempat tinggal. Saya berusaha dengan apa yang saya bisa, tidak menoleh ke manapun arah kecuali kedepan karena tujuan saya untuk maju. Saya yakin Allah maha baik, tidak pernah mengkhianati usaha hambaNya. Jika yang ini juga gagal mungkin Allah menyimpan cara yang lebih baik ujar saya. Tapi lagi lagi dan lagi Allah memberi kemudahan, mungkin sudah takdir dan rezeki saya untuk melanjutkan sekolah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, selain jurusan idaman saya, disana juga dekat dari kediaman nenek saya. Senangnya lebih dari cukup, bagaimana saya mengungkapkan rasa syukur ini dengan papan ketik keyboard? Ahh tidak cukup rasanya seperti kekurangan alphabet hehe. Perlu kalian ketahui, disaat kalian gagal sekali dan kalian harus bangkit berkali kali. Karena Allah selalu menguji hambaNya dengan kegagalan. Seberapa banyak usaha kalian untuk sukses? Jika hanya tampil sakali lalu gagal dan takut untuk mencoba lagi. Karena keberhasilan dari diri sendiri yang memulainya, bukan orang lain. Jika hanya melihat yang terhebat tanpa mencoba, maka kalian akan terus mencari yang terhebat tanpa menjadi hebat. Saat orang lain tinggi kalian akan selalu pendek karena selalu takut terjatuh untuk melompat. Ribuan saingan mu sedang belajar ketika kamu tertidur. Allah bersama prasangka hambaNya, dan Allah sangat meridhai jika seseorang berlomba dalam kebaikan. Terimakasih yang tak terhingga untuk pendukung saya, Alhamdulillah saya ucapkan untuk yang Maha Kuasa.
Share:

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.